Seberapa tinggi level keimanan Anda?
===============================
Sebutlah anda adalah orang yang beragama X. Yang ateis kapir kureis tidak dibahas di sini. Dalam ajaran agama anda, tentu anda mengenal yang disebut "Sang Pencipta", atau untuk mudahnya sebut saja tuhan. Ada ajaran tertentu yang tidak mendeskripsikan tuhan secara jelas, tetapi para penganutnya tetap mempercayai bahwa mereka memiliki satu entitas yang disebut "Sang Pencipta" atau tuhan itu.
Lalu anda menjalankan semua ajaran agama itu dalam kehidupan sehari2, termasuk juga mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang akan datang di alam yang berbeda. Anda yakin seyakin2nya bahwa ada entitas "super power" di luaran sana, yang telah menciptakan segala sesuatu yang bisa anda amati. Anda yakin tanpa perlu mendapatkan bukti secara nyata, kecuali melalui ajaran turun temurun yang mengajarkan tentang hal itu, ataupun dengan melakukan analisa logis secara mendalam terhadap bukti2 tidak langsung yang diasumsikan ada kaitannya dengan tuhan itu.
Untuk mudahnya, salah satu bukti adalah adanya alam ini. Anda menggunakan bukti keberadaan alam ini sebagai bukti tidak langsung bahwa ada "Sang Pencipta" yang menciptakan alam ini.
Apapun penjelasan logis maupun tidak logis dari semua pernyataan anda pasti akan saya terima, karena saya tahu bahwa tidak ada satupun alasan logis yang mendasari sebuah keimanan.
Sebagai bahan tambahan, perlu saya sampaikan bahwa yang disebut analisa logis itu adalah analisa komparasi. Anda baru bisa menjelaskan segala sesuatunya secara logis jika ada referensi yang dijadikan sebagai bahan komparasi. Sebagai contoh, misalkan anda ingin membuktikan adanya gaya gravitasi. Anda lempar batu ke atas, lalu batu jatuh ke bawah. Action anda itu dijadikan referensi sebagai bahan komparasi untuk pembuktian bahwa gaya gravitasi itu ada. Singkatnya, yang logis itu adalah yang ada komparasinya. Period, ngga perlu dibahas lagi soal yang ini. :)
Misalkan pada suatu saat, di depan anda muncul seberkas bola cahaya dengan cahaya yang tidak menyilaukan, dan anehnya cahaya itu bisa mengeluarkan suara lalu mengatakan kepada anda, "Akulah Sang Pencipta yang selama ini engkau puja dan engkau sembah. Sekarang sampaikan apa keinginanmu."
Ada dua hal yang akan anda lakukan. Yang pertama, anda sangat yakin bahwa itulah tuhan anda, lalu anda ndremimil berdoa mohon segala macam keinginan anda. (Ndremimil dari bahasa Jawa, yang artinya berdoa dengan cara berguman tanpa putus).
Yang kedua, anda tidak akan yakin begitu saja dengan klaim dari bola cahaya itu. Anda perlu mengujinya. Anda akan menguji agar bola cahaya itu melakukan ini itu sesuai dengan keinginan anda. Ada kemungkinan anda akan dijawab dengan kalimat sejenis ini, "Emangnya ente siape koq mau nguji dengan hal2 yang spektakuler. Nabi ane aja ngga gitu2 amat nguji ane". :v
Jadi pilihannya hanya yakin atau tidak yakin atas fenomena bola cahaya itu tadi. Yang manapun yang anda lakukan, anda sama sekali tidak pernah punya referensi tentang bagaimana caranya menguji tuhan. Keimanan anda sampai di persimpangan jalan.
Fenomena bola cahaya itu secara telak telah membuktikan bahwa sebetulnya yang anda imani itu bukanlah tuhan yang sesungguhnya. Yang anda imani adalah asumsi dan imajinasi anda. Anda beriman kepada angan-angan anda. Untuk referensi, anda bisa baca2 kisah Syekh Siti Jenar yang mengatakan hal yang sejenis tentang angan-angan itu.
Anda sangat yakin bahwa tuhan menciptakan alam ini, tetapi anda bingung jika suatu saat bertemu dengan tuhan anda. Anda akan bertanya-tanya dalam hati, ini tuhan beneran, tuhan abal-abal atau tuhan KW. Mungkin anda baru yakin jika ada jutaan orang yang berada di tempat yang sama, mengalami hal yang sama dan semua orang sama2 bingung dengan apa yang dihadapinya. Tetapi kasusnya akan berbeda jika anda mengalaminya sendirian, dan tidak punya referensi apapun tentang hal itu.
Jika faktanya memang seperti itu, sebenarnya seberapa tinggi level keimanan anda kepada tuhan. Kenapa anda tidak ingin segera bertemu dengan tuhan anda jika anda benar2 sangat mengharapkan kasih-sayangnya?
Comments:
Wence Sitara : Alhamdulliah, iman saya rendah, tak ingin mengharap kasih sayangnya. Saiya tak ingin cepat-cepat ketemu beliau......
Sony Soe : Numpang nyimak aja nggih...
Sanu Damardjati : Anda akan bertanya-tanya dalam hati, ini tuhan beneran, tuhan abal-abal atau tuhan KW. Aduuuhhh.... jlebs..
Tobush De Java : Klo bola cahaya sih masih bisa termehek mehek kagum, coba umpama si anu ori muncul dlm bentuk "Predator" di film AVP.
Kira2 apa masih kuat keimanan nya..? ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Yantienyan Yan : aku duduk manis aja
Aji Saputra : bisakah disebut "empirical research" mas?
Elang Kristal : Sy meyakini adanya sumber bakal bagi segala bakal, pusat energi bagi seluruh energi yang ada, apapun nama dan bentuk nya, gmn Om Lambang Mahardhika ..
Dade Sobarna : Kalau saya saat ini meyakini Tuhan tapi bukan Tuhan sebagai suatu entitas, apalagi sosok yg mirip-2 dengan makhluk, yg memberi wahyu, berfirman ini itu, apalagi Tuhan yg masih perlu dibela, Tuhan yg masih punya musuh, yg minta disembah-2, yg ngancam neraka atau mengiming-2i surga lemgkap dengan berbagai cerita dramanya di dalam kehidupan ini. Tuhan yg model gitu menurutku sama saja setingkat Dewa yg disembah orang-2 zaman dulu.
Obrolan seperti ini mengingatkan saya pada buku Suttapitaka Digha Nikaya dimana lebih dari 2500 tahun yg lalu Sidharta menjelaskan berbagai macam cara manusia mendefinisikan Tuhan, mulai dari logika sampai supranatiural dan semuanya ternyata masih bisa dipatahkan oleh Sidharta. Dan ketika ditanya, apa kesimpulannya? Sidharta sendiri gak bisa menyimpulkan, dan dia bilang sampai kapanpun gak akan ada kesimpulan. Saya sependapat seperti itu, gak ada kesimpulan tentang Tuhan, dan perkara tentang Tuhan itu gak penting. Yang penting bagi saya mah gimana hidup bahagia di dunia ini dan belajar berbuat baik kepada sesama. Udah itu ajah cukup dan 2 hal itu saja gak gampang 😊.
Andikayev Oktavianov : Saya sekarang udah (ng)amen mas, sama iseng2 bikin lagu, soal iman mah ambil yg baik2 aja... Ahihihi.
Kalo ada bola putih berpijar, akan saya tanya "nilai infinity yang lebih besar dari satu itu berapa?"
Ahihihi
Nanang Wk : Sdh lama sekali saya tidak mendengar kosakata "ndremimil" :)
Ria Caya : bahwa tidak ada satupun alasan logis yang mendasari sebuah keimanan (y)
Ceng Mozak : Karna betmen mah pencuriga, mending gak usah datang mengaku tuhan walo bisa ngabulkin apahpun jg. Baiknya seh kabulkin aja apa yg dimau betmen diam diam jgn diganggu dgn penampa an
Ahmad Hendra Sutiawan : Pertanyaannya mas lambang kayak ujian dari Tuhan, seberapa besar keimanan jika sdh mengaku beriman :p
Angger Waras :
Angger Waras : Jika tuhan itu mahluk asing yang sudah jauh lebih dulu pinter teknologinya dari manusia & berasal dari planet selain bumi, mungkin bisa jadi logis...
La Nanita : Saya barusan dremimil membaca TS yg panjang ini sampai tuntas, sepertinya keimanan saya tingkatnya sampai dremimil Bang....😜
Jgn dulu dah buru2 mau ketemu Tuhan, ntar ga bisa dremimil....😂
Ariyanto Ari : Hahahaha... mantap
Tantan Hardiansyah :
Galuh Permana : Saya masih ragu kalau ada orang yang tidak beriman. Trims mas lambang.
Bimo Seno : beriman karena berfikir.
saya percaya Tuhan ada.
belajar berfikir dari Hukum Tuhan yg diterapkan oleh alam.
Arfisdi Ar Cahaya : Saya berpikir makanya beriman .Dengan keimanan saya merasakan kedamaian hidup
Sastro Atmodjo : Dremimil..qiqiqii
Seruling Gembala : Kenapa Tuhan dibalik jadi Hantu. God dibalik jadi Dog. Adakah philosophy di balik itu?
==== Sumber
0 Response to "Seberapa tinggi level keimanan Anda?"
Post a Comment