Beriman tanpa menyalahkan tuhan

Beriman tanpa menyalahkan tuhan
==============================

Sering kita dengar ada orang yang mengatakan sebagai berikut:
"Yang sabar ya pak. Semua ini adalah ujian dari tuhan. Cobaan dari tuhan. Harus tetap tabah dan tawakal dalam menghadapi ujian".

Ujian atau cobaan dari tuhan. Ada dua hal yang perlu dicermati di sini. Yang pertama adalah apakah benar ujian itu dari tuhan.

Coba simak dua ayat ini:

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenar-benarnya (Al-Anbiya [21]:35)

Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu adalah zat yang Maha Melihat. (Al-Furqan [25]:20)

Anda lihat ada kata "kami" di sana. Siapakah "kami"?
Lalu lihat lagi kalimat "Dan Tuhanmu adalah zat yang Maha Melihat." Jika ayat itu disampaikan oleh tuhan melalui Jibril, apakah logis tuhan menyebut dirinya sebagai "Tuhanmu". Bukanlah lebih tepat jika dikatakan "Dan Aku Maha Melihat apa yang engkau lakukan".

Yang disebut "kami" di sana dan juga di ayat2 yang lain, bukanlah Jibril sang penyampai pesan. Tetapi "kami" itu adalah para utusan tuhan yang ada dalam "The Empire of God". Masing2 mendapatkan tugas tersendiri. Ada yang tugasnya menyampaikan berita. Ada yang tugasnya menguji. Ada yang tugasnya melindungi. Ada yang tugasnya menjaga langit. Ada yang tugasnya menyuburkan tanaman. Dan lain-lain. Para utusan tuhan inilah yang disebut sebagai dewa-dewi pada peradaban jaman dulu. Mereka yang berinteraksi langsung dengan manusia.

Hal kedua yang perlu dicermati adalah, menganggap ujian / cobaan sebagai perbuatan tuhan itu seolah meninggikan diri sendiri dan menyalahkan tuhan. Memangnya anda itu siapa sehingga tuhan perlu turun tangan sendiri untuk menguji atau mencoba anda. Nabi saja tidak pernah mengatakan "Ini ujian dari Allah". Ngga boleh kegeeran gitu. :v

Jadi, cobalah amati kembali keimanan anda. Benarkah anda beriman dengan tulus dan ikhlas, atau kadang2 di sana-sini masih sering menyalahkan tuhan.

Semoga anda selalu mendapatkan ridhoNya. _/\_


Comments:
Lambang Mahardhika : Untuk teman2 muslim yang saat ini mungkin merasa sedang mendapatkan ujian / cobaan, jangan lupa untuk selalu mengucapkan "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun".

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengatakan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. ( Al-Baqarah [2]:155-157 )
La Nanita : Njih
Gempur Bayu : Nyimak terus Mas Lambang Mahardhika
Raul Sekti Wijayanto : Keren... om Lambang Mahardhika sekarang dakwahnya ayatullah bangetzzz :v
Angger Waras : Asumsi & klaim kan Mas Lambang? Heee...
Slamet Hariyadi : Manteps.... Mas
Koyo e "kami" itu sama dg kasualitas
Bambang Wahyu : kita menganggap kejadian sebagai ujian dan cobaan, karena kita belum bisa menjadi saksi kehidupan dengan baik
Donny Ambarita : Tentang kebaikan dan keburukan(yang dalam hal ini disebut sebagai ujian hidup), saya suka dengan pendapat Deepak Chopra. Beliau setuju bahwa kebaikan dan keburukan itu hanya persepsi dari manusia saja. Kebaikan dan keburukan sama saja, dan menurut dia, keduanya berasal dari Tuhan. Dalam hal ini, beliau mengajak mengenal Tuhan.

"Hanya orang yang mengetahui realitas dibalik kebajikan dan kejahatan yang dapat mengenal Tuhan. Tuhan ada pada segala hal tanpa sekat. Setan ingin manusia percaya bahwa dia menguasai satu bagian, dan dibagian itu Tuhan tidak berkuasa. Tapi bahkan setanpun dibuat oleh Tuhan. Tuhan melampaui setan."

Chopra mengajak mengenal ke-Maha-an Tuhan. Tuhan dalam ke-Maha-an-Nya melampaui kebaikan dan keburukan sesuai persepsi manusia. Bahwa ke-Maha-an Tuhan melampaui apa yang setan boleh lakukan.

Kalau dalam post ini dipengaruhi ayat dari Alquran, Chopra itu dipengaruhi ajaran kristiani. Penjelasan ini menjadi jelas ketika Chopra menjelaskan tentang Yesus yang mati di salib. Mati di salib adalah suatu kutukan (keburukan) yang sangat keji dalam tradisi Yahudi waktu itu. Tapi Yesus yang adalah Tuhan (sesuai ajaran kristiani), menunjukkan bahwa Tuhan juga bisa bekerja lewat salib penuh kutuk itu. Ke-Maha-an Tuhan tidak bisa dibatasi oleh salib tersebut.

Dengan demikian Chopra mengajak menerima semua yang terjadi baik kebaikan ataupun keburukan dengan sukacita. Sesuai dengan post ini, juga untuk tidak menyalahkan Tuhan.

==== Sumber

0 Response to "Beriman tanpa menyalahkan tuhan"

Post a Comment