Continuum Of Continuum
-----------------------------------
Apakah anda pernah meyakini bahwa merah yang anda ketahui itu benar-benar exactly merah dan gak ada merah yang lain ? Trus ketika merah semakin memerah hingga mendekati coklat anda sebut apa ? Merah kecoklatan-coklatan ? sampai dimana batasan merah ini hingga anda dapat mengabaikan 'merah' ?
Ini adalah permasalahan Continuum.
Ambang batas pun masih memiliki pembatas. Sampai kata 'ambang' sudah tidak terpakai. Sepersekian sekian dari batas. Ambang Batas yang tak terhingga atau Batas yang tak terhingga.
Hal ini akan terasa mengganggu ketika dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Beda ketika dalam formula matematika dikenal dengan limit yang ditentukan. Dalam kehidupan limit itu adalah aturan atau norma. Sedangkan norma dan aturan adalah kesepakatan bersama.... dimana batasnya ? Jawaban yang paling pas menurut hematku adalah "KEBIJAKAN" ....
Hal ini pernah dipikirkan oleh Suhrawardi dalam filsafat gradasi. Yang saya simpulkan bahwa sebenarnya kehidupan itu dipenuhi continuum of continuum (kumpulan pembeda dari kumpulan pembeda). Pembeda sendiri dapat dibedakan dengan tak terbatas. Hidup akhirnya menjadi abu-abu yang tak pernah jelas hingga manusia mencapai kebijaksanaan.
Beliau menerangkan bahwa pemahaman manusia adalah jarak dari cahaya, semakin dekat kepada cahaya semakin banyak pula cahaya yang menyinarinya. Bagaimana dengan yang berusaha menggapai cahaya dan melakukan tahap pendekatan ? Mereka adalah pencari cahaya yang bergradasi. Ada yang masih ribuan kilometer, ada yang sisa sejengkal mungkin bahkan ada yang masih jutaan, dan mungkin pula ada yang telah bersama sumber cahaya. Apa yang menghantar perjalanan menuju cahaya sehingga manusia terlepas dari sudut oandang yang sempit tentang jarak cahaya dan batas-batas klasifikasi ? BIJAK.
Dengan bijak ketika melihat sesuatu yang dianggap tidak baik atau tidak pada tempatnya, itu bukan karena bodoh, jangan langsung menjustifikasi, karena Pintar dan Bodoh itu diantarai oleh Continuum Of Continuum. Saking tak terhingganya mungkin saja Pintarnya anda atau si A itu juga belum benar-benar Pintar tapi hanya diperbatasan antara Bodoh dan Pintar. Lantas darimana anda mengetahui bahwa anda benar2 telah mengetahui ?
Seorang yang mengaku beragama dan senang mengkafirkan orang lain dan menganggap dirinya paling benar bahkan diatas dari segala parameter kebenaran pun demikian, masih berada di ambang batas yang tak bertepi untuk dikatakan muslim sejati atau org beragama yang benar-benar hakkul yakin tanpa cacat sama sekali. Lantas darimana mendapatkan hak untuk menilai orang lain sebagai kapir kureis ?
Comments:
Ahmad Hendra Sutiawan : (y)
==== Sumber
0 Response to "Continuum Of Continuum"
Post a Comment