Tuhan yang tidak terdefinisikan

Tuhan yang tidak terdefinisikan
==========================

Ada yang mengatakan bahwa tuhan itu di luar jangkauan nalar kita, tidak terbatas, tidak terikat, tidak berwujud, tidak beranak dan diperanakkan, pokoke tidak terdefinisikan. Sama seperti ketika ada orang mengatakan bahwa "tuhan bisa marah" atau "tuhan akan menghukum manusia yang begini begitu". Itu adalah salah satu definisi / atribut / karakteristik yang dilekatkan pada tuhan.

Padahal dengan menyebutkan berbagai kalimat "tidak ...." tadi, misalnya "tidak berwujud", itu sudah merupakan sebuah definisi tersendiri.

Sebagai contoh: Ditanyakan "Apakah definisi dari angin?"
Beberapa kemungkinan jawaban adalah:
1. Angin adalah perpindahan udara dan satu tempat ke yang lain
2. Angin bukan kata benda tetapi nama dari sebuah fenomena
3. Angin bukan benda padat, cair atau gas.
4. Angin bukan udara, bukan benda berupa gas, tetapi angin terjadi karena adanya udara.
5. Angin tidak berwujud, tidak memiliki berat, tetapi memiliki kecepatan.

Kita bisa melihat adanya inkonsistensi dalam membuat pernyataan "tuhan tidak terdefinisikan" dengan "tuhan akan begini begitu". Kalau ditanya tuhan itu apa, maka dijawab bahwa tuhan tidak terdefinisikan. Tetapi kalau ditanya mengapa menyembah tuhan, maka dijawab karena tuhan itu adalah yang begini begitu dan akan begini begitu.

Padahal, konsistensi memegang peranan penting dalam kehidupan ini. Apalagi kalau itu berhubungan dengan pola pikir dan kemampuan penalaran. Kalau tidak terdefinisikan mengapa mencoba membuat definisi sendiri, entah atas idea sendiri atau berdasarkan kisah turun temurun dari masa lalu.

Yang penting bukan masalah ada atau tidaknya tuhan, tetapi bagaimana cara kita memperlakukan alam ini dan memperlakukan manusia2 dan spesies yang lain. Kalau kita tidak mau merusak alam, tidak mau merusak tanaman dan membunuh satwa, menyiapkan alam bagi generasi penerus, itu jauh lebih baik daripada hanya berangan2 tentang definisi tuhan.

Egoisme telah memaksa manusia untuk menciptakan sosok imajiner yang diharapkan mampu menolong mereka dari berbagai kesulitan. Imajinasi ketuhanan muncul karena manusia ingin disayang tuhan. Kalau sudah disayang tentunya berharap akan mendapatkan perlakuan khusus. Banyak yang berlomba2 ingin mendapatkan pahala sebesar2nya, ingin diselamatkan dari neraka, ingin menempati surga dan berada pada level atas, dan ingin selalu sehat, kaya, bahagia. Semuanya berupa pamrih terselubung.

Apakah keimanan berbasis pamrih itu yang kita harapkan? Oleh karena itu, mari kita coba koreksi diri lebih jauh, apakah kita masih mampu beriman tanpa pamrih apapun. Jika kita masih lebih banyak berdoa bagi diri sendiri atau keluarga, dan kurang mendoakan orang lain, jelas terlihat bagaimana level egoisme dan pamrih dalam diri kita. Mari kita perbaiki itu secara bertahap.


Comments:
Djunaidi Kowesopo : (y)
Djunaidi Kowesopo : kulo boten saget suwung mas Ari sek opo2 arep :p
Lambang Mahardhika : Mas Ari Bengk, ustadz M memberi ceramah masih pakai pamrih juga, ada bayarannya. Ini saya nulis gratisan. Beda level. :v
Slamet Hariyadi : Levelnya mas Lambang Mahardhika cukup (y) saja :v
Pangestu Yoyok : (y)
Ferry Bambang : membuktikan yg nyata msh keteteran nih soalnya mas hehe aplg yg ghaib
Yusuf Maulana : mas lambang izin share :)
Sony Soe : Sekedar masukan mengenai istilah wujud klo dalam kamus bahasa indonesia dimaknai sebagai "bentuk" terhadap suatu benda tetapi klo kata wujud dalam bahasa arab mempunyai arti "ada" (keberadaannya)... Perbedaan semacam ini yg kadang² menambah biasnya kesalahan dalam pemahaman...
Sugi Yanto : Keren pak Lambang ,boleh saya share??
Lambang Mahardhika : Silahkan.
Lambang Mahardhika : Sony Soe: Kata ADA itu malah lebih bias lagi.
Karena ADA bisa memiliki beberapa makna:
1. ADA = PRESENT. Contoh: Pak Lurah ADA di tempat.
2. ADA = KNOWN. Contoh: Angka dua itu ADA.
3. ADA = EXIST. Contoh: Gelas itu ADA di meja.
Sony Soe : Betul sekali mas Lambang dan ADA itupun bisa diberikan kepada ide, pertanyaan, dan jawaban yg kadang sering muncul dibenak kepala qta meski bentuknya tidak ada...
Tumaji Bahari : Benar2 lugas dan teramat sangat bisa di terima .
Raul Sekti Wijayanto : Kita menjaga lingkungan, tidak membunuh satwa, merawat alam guna generasi penerus, dll seperti itu apa ya g bisa dikatakan pamrih om? Pamrih berdasarkan 'preferitas', maksutnya bila orang baik ya ia melakukan hal2 baik agar sesuatu menjadi baik. Kata 'agar', 'supaya', 'biar' dan sebagainya menurut saya kok ada unsur 'maksud dan tujuannya' ya om. Nah kl udah bicara ttg maksud & tujuan, kan kata 'pamrih' tu g jauh2 amat sm maksud & tujuan itu tadi. Setiap perilaku manusia pasti ada pamrih nya. Bahkan seperti kasih ibu kepada beta bagai sang surya menyinari dunia pun pasti juga ada pamrihnya. Pamrihnya apa? Cari tau sendiri2 aja yak... :p
Raul Sekti Wijayanto : Saya suka sm konsep level kepamrihannya om lambang (y)
Sugi Yanto : Terimakasih pak Lambang Mahardhika tuhan yang di manfaatkan ego manusia seringkali menciptakan pemuja tuhan yang kesetanan.
Lambang Mahardhika : Iya benar. Semua tindakan selalu ada pamrihnya. Minimal pamrihnya berupa kepuasan bagi diri sendiri. Lebih lanjutnya adalah agar kita tidak mendapat balasan buruk dari perbuatan yang kita lakukan. Contohnya, ngga mau nabok orang karena takut dilawan balik dan berkelahi. Pada contoh ini pamrihnya adalah ngga mau asal nabok daripada mengganggu kenyamanan orang lain dan efeknya nanti bisa berkelahi.

Ada juga pamrih berupa ingin mendapatkan kebaikan yang sama. Contohnya, kita sering menolong orang lain dengan harapan suatu saat jika kita membutuhkan pertolongan maka akan ada yang mau menolong.

Mirip juga dengan pamrih antara orang tua dan anak. Si orang tua ingin agar anaknya jadi orang yang berhasil, si anak ingin membahagiakan orang tuanya.

Pamrih kepada tuhan berbeda karena sebagian besar berbasiskan pada ketakutan. Sholat 5 waktu dan puasa karena diwajibkan. Menghindari hal2 yang haram. Takut untuk melanggar karena ada banyak ancamannya. Bahkan sebagian orang siap melanggar hak asasi manusia lain demi perintah yang wajib dijalankannya.

Orang yang mencintai tuhannya dengan sepenuh hati tidak akan pernah mempersoalkan apa perintah dan larangan tuhan, karena perintah dan larangan itu bisa berbeda2 tergantung kitab mana yang dibacanya dan diimaninya. Mereka rela dihukum seperti apapun jika yang menghukumnya adalah kekasihnya yang selalu dicintai setiap saat.

Seandainya sorga dan neraka itu tidak ada, masihkah manusia menyembah tuhan? Saya sangat meragukan hal itu.

Jadi bedanya adalah: yang satu pamrihnya agar hatinya bisa senang, yang satu lagi pamrihnya adalah jika berbuat baik berharap tidak dihukum dan bisa mendapatkan pahala. Tidak ada masalah jika ada yang melakukan kedua jenis pamrih itu selama pencapaian pamrih itu tidak merugikan orang lain atau bahkan dapat membuat banyak orang menjadi senang.

Yang saya maksudkan "level egoisme dan pamrih dalam diri kita" yang perlu diperbaiki adalah bagaimana caranya agar kita bisa lebih memberikan perhatian kepada orang lain yang kesulitan, yang sama sekali bukan keluarga kita dan tidak pernah memberikan keuntungan apapun bagi kita. Saya sendiri juga masih memperbaiki hal itu.
Lambang Mahardhika : Kalimat pada gambar tersebut di atas diambil dari Hebrew 11:1 Bible.

"Now faith is being sure of what we hope for and certain of what we do not see."
"Merasa pasti dengan apa yang kita harapkan, dan merasa yakin dengan apa yang tidak kita lihat."

Itu modal dasar untuk menjadi orang yang beriman. :)
Agus F.I. Soetama : ..sangat mencerahkan..... jadi teringat puisinya Rabi'ah Al Adawiyah.......ijin share mas Lambang..
Ceng Mozak : Menurunkin level pamrih ϑƍƞ meningkatkin level acceptance gitu kali Ɣªª
Eristine Erin Momomcia : Terimakasih pencerahannya mas Lambang Mahardhika
Lambang Mahardhika : Sama2 Erin
Lambang Mahardhika : Silahkan mas Agus F.I. Soetama
Giovanno Rachmat : cuma bisa kasih (y)
Angger Waras : Mas Lambang, nuwun sewu "tuhan" yang dimaksud tuhan nya siapa ya? Suwun
Lambang Mahardhika : Mas Angger Waras, maksudnya tuhannya orang2 yang sering mengatakan tuhan tidak terdefinisikan tetapi mereka pinter nggedabrus ngalor ngidul tentang tuhannya. :)
Jorsh Joe : Jawaban diatas (y)

begitu halus tapi mengenakkan....
William Saputra : "In the beginning was the Word, and the Word was with God, and the Word was God" - John 1:1,

Mungkin lebih baik praktek ajaran nya aja? Karena "the Word was God".
Seperti biasa, prakteknya susah; selalu lebih mudah ritual, dan ngomong.
Maulida Kirana Safitri : Izin Share om. :)
Angger Waras : Mungkin jika nggedabruz nya di internal kelompoknya 1 keyakinan gapapa, atau mungkin yang senang koar2 tuhannya adalah tuhan segala tuhan atas semua keyakinan dgn cara nggedabruz kali arahnya ya mas Lambang. tuhan yang disombong2kan itu...heee... piss #monggo udud & ngupi mas & mba...
Lambang Mahardhika : Iya mas.
Lambang Mahardhika : Silahkan Maulida Kirana Safitri
Sanu Damardjati : Tuhanya tukang nggedabrus namanya TUHAN NGGEDABRUS swt.....
Tumaji Bahari : Kebanyakan bisa nya memang gedabrus . Modal co2t untuk cari sandang pangan .
Rusydi Asy'ari : (y)
Rosmen Rosmansyah : Jadi ingin tahu siapa ya manusia yg pertama kali menyembah Tuhan :)
Soepangat Moenadjat : Tuhan akhirnya, ada pada kesimpulannya masing-masing...

Kecuali tuhan yg disimpulkan dalam hakikatnya;
satu nan banyak orang mempersepsikannya.
Lambang Mahardhika : "tuhan yg disimpulkan dalam hakikatnya" Itu juga merupakan salah satu kesimpulan yang sarat dengan asumsi dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Kalau diasumsikan tuhan adalah sebab dari semua sebab, maka akan muncul pertanyaan "Apa yang menjadi penyebab keberadaan tuhan" dan itu akan menjadi debat / polemik berkepanjangan yang tidak pernah mampu menghasilkan kesimpulan apapun selain hanya kesimpulan yang sarat dengan asumsi itu tadi.
Sanu Damardjati : Tuhan itu satu SALAH, Tuhan itu banyak lebih2 SALAH, jadi maunya gimana seh?...qiqiqiii..
Samuel Nainggolan : Keren pembabaran dan tambahannya di kolom komentar, Mas Lambang Mahardhika. Mohon ijin membagikannya...
Maturnuwun...
Lambang Mahardhika : Silahkan mas Samuel Nainggolan
Angger Waras : Membicarakan kebenaran tuhan, hanya menurunkan ilmu2 nggedabruzzz... bicaralah kebaikan, maka nyata...#jare wong tuwo...udud ngupi sik...
Yoyok Suryantoro : izin share mas Lambang Mahardhika......
Lambang Mahardhika : Silahkan mas.

==== Sumber

Related Posts :

0 Response to "Tuhan yang tidak terdefinisikan"

Post a Comment