Puncak Lawu III

:::: Gunung Lawu ::::
.
Puncak III
.
Aku tak jadi membaca tulisan itu, aku kembali memasukkannya kedalam botol kaca lalu menanamnya pada sebuah lubang yang berjarak 10 meter dari tugu puncak Lawu, aku tidak ingin rasa penasaranku mempengaruhi perjalanan tim ini turun gunung dan persahabatan kami setelah ini. Persetan dengan cinta, aku tidak selemah itu. Mantab jiwaku berkata pada hati dan pikiranku
.
Aku bergegas meninggalkan pesan Clara itu dan turun dari puncak kembali ke tenda. Sampai di sana semua peralatan sudah dibereskan oleh tim, siapa lagi kalau bukan Joe, Bram, Sandro dan Basman, "35 menit bro, tumben ritual mu selama itu, hahahaha" ledek Joe. " Mungkin si Pau sambil minta jodoh kali" Bram malah nimpalin kata-kata Joe. Spontan, keempatnya tertawa akrab. dua gadis lain hanya duduk dan terlihat ramah tamah dengan mbo yem, tanpa mempedulikan kekonyolan kami berlima.
.
Clara terlihat ceria, tapi tetap tak mengikat rambutnya. Aku bingung harus bagaimana, karena tingkahnya itu masih ku anggap sebagai sebuah keganjilan.
.
Sesaat sebelum pamitan kepada mbo Yem dan mulai turun ke pos lima sampai pos satu lewat jalur cemoro kandang, aku sempat menarik Clara sedikit menjauh dari tim dan berkata, "aku sudah membaca pesanmu dan terima kasih"
.
Dia malah memasang tampang yang lebih suram dan seram. Sebenarnya apa isi goresan tinta dibalik foto tadi. Aku menyerah, aku tak kuat lagi dengan perasaan setengah-setengah ini, aku akan turun gunung dan ini berbahaya, kalau sampai aku tak konsentrasi, bukan hanya aku, bahkan tim mungkin akan aku repotkan.
.
Setelah pamitan dengan Mbo Yem kami turun gunung. Pos lima adalah target pertama perjalanan turun ini. Beralasan sangat fit dan kuat karena badanku juga memang tinggi besar diantara yang lain, aku meminta posisi dibelakang tim, agar aku bisa menjaga mereka.
.
Alasan sebenarnya bukan itu, tapi lebih karena aku masih sangat bingung harus bagaimana dan sialnya aku sangat tidak konsentrasi sama sekali. Aku kacau, pikiranku tak fokus, langit pagi yang cerah tak secerah pandanganku.
.
Jantungku berdegup kencang... Tim sudah sangat jauh didepan, aku baru sadar kalau tertinggal jauh dibelakang karena lamunanku, Lawu terkenal angker untuk para pendaki yang berjiwa lemah dan berpikiran kosong, bahkan sebelum naik gunung ini pun kami sudah berdoa didepan batu peringatan para pendaki yang bernasib naas, meninggal di gunung terbesar pulau Jawa ini.
.
Aku benar-benar lemah, tim sudah sangat jauh di depan, aku merinding dan mulai keringat dingin, aku berhalusinasi dan mendengar suara ngos-ngosan nafas yang bukan berasal dari ku saja... Terdengar sangat ramai seperti orang yang letih berlari. Aku sendiri disini, aku ingin berteriak...
.
Tapi nafasku tertahan ditenggorokan, aku benar-benar sial... Aku hanya mendengar suara mengatakan "istirahatlah dengan tenang", "sudah lupakan saja", "tidur saja disini" aku tak melihat darimana suara itu... Tapi begitu ramai dan berisik.
.
Aku tersungkur ke tanah, semua menjadi gelap, aku seperti terkena asma padahal aku tak punya riwayat penyakit itu...
.
Sebelum benar-benar kehilangan kesadaranku, aku ingat mengatakan satu hal, "please ikat rambutmu..." Lalu aku tak sadarkan diri...
.
.
.
.
Bersambung


Comments:
Ilham Maulana Ramadhan Xfriendnewgeneration : Tak tungguin sambungannya..
:D
Petani Muda : Yohohoho masih sadar Om... Jam segini
Ilham Maulana Ramadhan Xfriendnewgeneration : Tetangga lg ada pesta, maklum malam minggu..
jd alunan dangdutan dan DJ nya mengusir rasa kantuk..
:D
Petani Muda : Hahahaha wah itu moment spesial tuh... Kalau d kota besar udah jarang bnget
Ilham Maulana Ramadhan Xfriendnewgeneration : :D
Lukmanul Hakim :
Gajeel Itoe Mbendel : Pokoknya aq nungguin klanjutnya
Biar aq gak mimpi ke bawa tidur
Naufal Purnama : Rilis lg kapan nih yohohoho
Asep Abdul Rohman : Ayo donk puncak IV nya. Penasaran nih.
Sanca Mugiwara :
Fery Aburame : Masih bersambung juga,
Amos Manurung : Pantang pulang sebelum tau sambungan.
Hehehe
Masih penasaran pak😃
Petani Muda : Setiap pukul 22.00 saya posting lanjutannya
Asep Abdul Rohman : Sipppp, saya tunggu
Achmad Benjamin Samantha Finklerz : plis ikat leher pak tani... amvun boss

==== Sumber

0 Response to "Puncak Lawu III"

Post a Comment