Puncak Lawu II

:::: Berawal dan Akhir dari Lawu ::::
.
Puncak II
.
Mata tajam Sandro seakan menelanjangiku, aku kenal mata dengan hawa membunuh itu, dulu aku pernah melihatnya semarah itu, ledakan amarahnya menemaniku membela diri dari segerombolan preman pasar saat kami dipalak. Aku ingat moment itu dengan baik, aku dan sandro yang masih mahasiswa baru ditugaskan ke pasar oleh senior di kost-an, sederhana saja hanya sekedar untuk membeli bahan-bahan dapur...
.
Nyatanya setelah dipasar, preman2 itu muncul dan mulai menebar ancaman, aku percaya diri saja dengan beladiriku, tapi tidak dengan Sandro, jiwa bringas dan brutalnya justru menjadi nasib sial preman-preman itu... Hanya 2 menit dan semua preman itu terjerabam di tanah.
.
"Aku kenal dengan akrab mata itu San, sangat akrab... Maaf tapi kau masih sahabatku" hanya itu kata-kata yang bisa kuucapkan. Tak ada kuda-kuda, tak ada kewaspadaan istimewa, aku justru mendekati sahabatku itu, siap dengan semua resikonya.
.
Sandro hanya menyodorkan tangannya, salam tinju yang akrab diantara kami berlima, dia berkata "untuk saat ini aku percaya". Aku meninggalkan sandro, Clara dan semua sifat pengecut yang ku punya.
.
Sunrise yang kami tunggu datang juga, sinar-sinar itu mengintip hangat dari balik dedaunan pohon yang rindang... Clara terlihat biasa saja, Sandro pun demikian... Tak ada yang berubah signifikan... Aku sedikit lega dengan kekhawatiranku.
.
Semua sudah berfoto dan mulai turun. Kecuali aku, menghabiskan waktu dipuncak lebih lama daripada orang lain adalah kebiasaanku disetiap pendakian kita, dan teman2 sudah memakluminya lalu memberikanku waktu menyendiri. Ritual aneh yang selalu aku lakukan adalah merenung, berjanji dan mengambil foto. Aku selalu membawa kamera kuno yang bisa mengambil foto sekali cetak, ya... Kamera itu sudah menemaniku ke 5 bibir pantai dan 6 puncak gunung... Semua tempat itu selalu aku abadikan dalam selembar foto, menuliskan qoutes lalu menyimpannya.
.
Setelah selesai dengan perenungan, aku yang keasikan menikmati alam sendirian justru terkejut... Puncak ini begitu sepi... Hanya ada aku sendiri, aku melanjutkan ritualku dengan mengucap janji atau memotivasi diri seperti biasa, tapi ternyata aku malah berteriak dan mengutuk diriku sendiri;
.
" KAU MUNAFIK KAWAN... KAU PENGECUT... KAU TAK BISA MENGALAHKAN DIRIMU SENDIRI, KAU SAYANG SAMA DIA... LALU APA TADI ITU? SAMPAH... KAU SAMPAH KAWAN AKU INGATKAN TAK ADA KESEMPATAN KEDUA DALAM HIDUP INI"
.
Puas dengan teriakan diatas 3265 meter diatas permukaan laut itu ... Aku benar2 puas....
.
Aku beranjak untuk turun dan berjanji tidak mengutuk diriku sendiri atas moment gunung Lawu ini, apa daya...Lawu selalu mengejutkanku, tepat 15 meter dari tempatku berteriak ada Clara... Dia masih dipuncak ini ternyata... Dia tidak mengikat rambutnya, sungguh aku tak terlalu suka kalau dia menjadi ribet dan tidak simpel dengan rambut tergerai itu...
.
Masih tanpa kata-kata... Dia mengambil kamera ku, mengambil foto kami berdua secara Selfi, hasilnya berantakan... Jelaslah... Hanya tampak siluet dan gambar dua anak manusia yang blur...
Tanpa melihatnya juga aku tau hasilnya. Tapi aku bereaksi dengan tingkahnya itu.
.
" Apa-apaan ini, eh aku ga suka ya... Jangan seenaknya gunain barang orang, itu kamera mendiang nenekku, kembalikan" Hardikku dengan nada tinggi
.
Dia menyerahkan kameranya tapi tidak foto itu... Dia mengambil bolpointnya, menuliskan sesuatu difoto itu lalu memasukkannya kedalam botol kaca minuman suplemen 1000 Vit C. Dia hanya berkata,
.
" di foto itu aku menitipkan perasaan dan jawabanku, terserah kamu pau, selanjutnya terserah padamu" lalu dia turun ke tenda...

Aku masih diam... Bahkan sangat diam...
Aku hela nafas panjang... Aku mulai tak sepercaya diri biasanya. Ini adalah puncak ke tujuhku, kebanggaan para pendaki, tapi kenapa aku mulai serapuh ini?. Perlahan foto itu aku buka... Ingin aku membacanya lalu membuangnya...
dan ternyata dia menulis demikian;
.
.
.
.
.
.
Besambung


Comments:
Gajeel Itoe Mbendel : Lha kok di gantungin lagi pak......?????
Amos Manurung : Bikin penasran aja pak tani
Kalo dibikin film seru juga ni cerita nya pak tani
DoctPratista Agil : Ni tar lama lama jadi tersanjung 7
Petani Muda : Hahahhahaa udah d post kok lanjutannya
Yansen Dendi : Yah ending ny gak seru pasti tiba tiba (dia berkata "bersambung")
Elsa Park : Yah... Digantungin lagi? Entar lama2 kaya baca novel nih😂😂 kisah cintanya bapak ribet y? Wkwkwk😂
Arip Baim : Entar si pau nemu buah iblis tipe zoan purba patkay patkay nomi :v #imo
Juki Cemaemboy : Kok gk penasaran ya
Muhammad Zaqi : Keren pak tani #salamsatucangkul
Faisal Hidayat : Merinding saya😅, good job pak tani 👍
Af : Menurut pengalaman saya sendiri..mmang susah pak kalo mslh cinta berkaitan nya sama temen sendiri,. Bukan nya kita takut/pengecut untuk melawan..tpi dengan lantang saya berkata bahwa persahabatan itu lebih berharga dripd perasaan cinta kepada wanita itu..yahh kita sebagai laki laki sejati harus menerima dgn busung dada ^_^
Petani Muda :

==== Sumber

Related Posts :

  • Puncak Lawu VI::: Puncak VI ::: . "Dug...dug...dug...dug..." Jantungku masih berdegub kencang sekali, aku tak pernah bermimpi akan sebahagia ini, semua … Read More...
  • Puncak Lawu V::: Puncak V ::: . Akhirnya kami dengan selamat sampai dibawah, tepat di pintu rimba(sebutan pendaki untuk gerbang masuk gunung). . Aku… Read More...
  • Puncak Lawu VIIPuncak VII . Walaupun dengan sisa tenaga, akhirnya aku tetap berdiri, ada ego tersendiri yang berbisik agar aku tak harus roboh didepan sa… Read More...

0 Response to "Puncak Lawu II"

Post a Comment