Science adalah bagian dari Philosophy.
Philosophy is the mother off all sciences.
KISS - keep it simple sob :)
==================================
Jaman purbakala dulu, ketika ada tangan manusia terbakar api, yang pertama kali mereka pikirkan adalah, "Mengapa api itu menimbulkan rasa sakit?" Inilah pertanyaan filosofi yang pertama kali muncul ketika tangan terbakar.
Belum ada pertanyaan soal termodinamika yang mempertanyakan mengapa dan bagaimana api bisa muncul dan bisa membakar. Belum ada pertanyaan soal neurologi dan biologi yang mempertanyakan mengapa dan bagaimana bisa ada rasa sakit di tangan. Belum ada pertanyaan soal fisika yang mempertanyakan mengapa dan bagaimana bisa muncul asap dan bau kulit terbakar.
Dari ilustrasi itu bisa kita lihat bahwa pertanyaan yang muncul pertama kali adalah "mengapa begini begitu". Setelah manusia mencoba mempelajari hal tersebut, mulailah muncul ilmu pengetahuan yang disebut dengan science dengan berbagai cabangnya, dimana scence itu mencoba menjelaskan lebih detail tentang pertanyaan 5WH1, What, Why, Where, When, Who & How.
Secara singkat, bisa kita sebut bahwa philosophy adalah pengetahuan yang kita gunakan untuk menjawab permasalahan secara generik, sedangkan science adalah pengetahuan yang kita gunakan untuk menjawab permasalahan secara detail dan spesifik untuk ruang lingkup masing2. Keduanya sama2 pengetahuan, yang satu generik, yang satunya spesifik. Jangan tertukar pengertian antara "knowledge" dengan "science". Dua kata itu sama2 diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai "ilmu pengetahuan". Jangan sebut science sebagai "ilmu pasti", karena dalam science dikenal juga "chaotic behavior" dan "random behavior".
Ini pemahaman dasar yang perlu diketahui oleh semua member, untuk mencegah adanya member yang ngeyel atau ngetroll bahwa philosophy dan science itu ngga nyambung. :v
Diagramnya bisa lihat gambar terlampir.
Comments:
Lambang Mahardhika : Referensi:
https://www.quora.com/Why-is-philosophy-called-the-mother-of-all-sciences
Lambang Mahardhika : Diagram lain:
Lambang Mahardhika : Pemahaman Philosophy seperti itu yang menyebabkan doktor sains diberi gelar The Doctor of Philosophy, (PhD, Ph.D., DPhil or D.Phil.), bukan misalnya The Mathematical Science Doctor atau The Physics Science Doctor.
Lambang Mahardhika : Selain Philosophy dan Science, ada juga Philosophy of Science.
https://en.wikipedia.org/wiki/Philosophy_of_science
Bagas Raja : CATAAAAT: Secara singkat, bisa kita sebut bahwa philosophy adalah pengetahuan yang kita gunakan untuk menjawab permasalahan secara generik, sedangkan science adalah pengetahuan yang kita gunakan untuk menjawab permasalahan secara detail dan spesifik untuk ruang lingkup masing2 (y) (y)
Suhendi Soek : Dimulai dari bergabung di grup ini, belajar mengerenyitkan kening,,,,asli (y) (y) (y) :D
Bagas Raja : Philosophy of religion yg terkesan ga nyambung ke bahasan science ya gan?
Zhem : Maaf inj sebelumnya minta pencerahan ya mas Lambang Mahardhika. Aq blm bgt pahama antara science dan agama ketika terjadi fenomena alam. Misalnya gempa, angin, dll. Kadang diantara antra agama dan science g sejalan. Mohon pencerahannya. Mksi
Lambang Mahardhika : Zamiruddin, kita ambil contoh gempa bumi ya. Sains sudah mengetahui bahwa gempa bumi itu terjadi karena ada perpindahan dan gesekan antara lempeng benua. Semua orang setuju tentang hal itu.
Lalu ada kaum agamis yang mengatakan bahwa gempa itu terjadi karena ulah tuhan, sebutlah tuhan sedang marah dan menghukum suatu kaum. Ini ditolak mentah2 oleh kaum sains, karena sudah jelas gempa bumi disebabkan oleh perpindahan dan gesekan antara lempeng benua. "Ga mungkin itu, nonsense, dasar otak onta", kata mereka.
Padahal, kita juga masih bisa berimajinasi bahwa yang disebut tuhan itu ya ngga bego2 amat. Kalau dia mau membuat gempa buatan yang bukan akibat evolusi alam, caranya ya gampang. Pilih satu titik pada pertemuan lempengan benua yang paling dekat dengan lokasi target. Ubah kekerasan salah satu segmen lapisan bumi di titik itu sedikit melunak sehingga akan ada penetrasi dari lempeng lainnya yang mengakibatkan perpindahan lempengan, dan hasilnya adalah gempa seperti yang biasa, semuanya bisa dijelaskan oleh sains. Hal semacam itu memiliki probabilitas untuk terjadi, walaupun sampai saat ini sama sekali tidak dapat dibuktikan.
Hal2 yang tidak bisa dibuktikan bukan berarti TIDAK MUNGKIN terjadi. Bisa terjadi dan bisa juga tidak terjadi. Pengetahuan manusia soal alam ini masih sangat terbatas. Kita tidak boleh menutup berbagai probabilitas terjadinya hal2 yang aneh di alam ini. Aneh artinya belum pernah terjadi, unik, tidak umum, tidak masuk akal.
Lha gimana mau masuk akal kalau tidak ada data kejadian semacam itu di otak kita. Masuk akal atau tidak, basisnya adalah komparasi dengan data yang sudah ada dalam otak kita. Kalau isi otak kita kosong, semuanya jadi hal yang aneh dan tidak masuk akal karena sama sekali tidak ada referensi dalam otak yang bisa dijadikan komparasi.
Yang kemudian menjadi perdebatan panjang adalah, kaum agamis terlalu yakin dengan asumsinya. Mereka terlalu yakin bahwa banyak hal2 yang tidak masuk akal bisa terjadi karena semuanya sudah tersurat maupun tersirat dalam kitab suci. Karena mereka sudah terlalu yakin bahwa tuhan akan marah kalau ada hal2 yang maksiat di bumi ini, dimana efeknya mereka akan kena bencana yang dahsyat (seperti gempa itu), maka mereka akan berupaya dengan segala cara untuk menghancurkan sumber2 penyebab marahnya tuhan itu. Akhirnya merekapun bisa membunuh orang2 yang dituduh bisa menjadi penyebab marahnya tuhan.
Itu semua terjadi karena ego. Mereka ingin selamat dari amarah tuhan walaupun untuk mencari selamat itu mereka terpaksa membunuh orang lain. Membunuh kalau ada dalil yang membenarkannya, bisa membuat seseorang merasa tidak bersalah dengan apa yang dilakukannya.
Di sisi lain, kaum sains terlalu menutup diri dengan tidak mau menerima berbagai probabilitas terjadinya hal2 yang tidak masuk akal.
"Apa yang sudah terbukti ya itu yang kami terima. Yang masih dalam angan2 tidak pernah kami pikirkan. Kami tidak mau berasumsi apapun tentang ketuhanan. Itu di luar lingkup penelitian kami. Kami tidak mau terlalu banyak berasumsi seperti kaum pendogma tolol itu", begitu kata mereka.
Mungkin kaum sains itu lupa bahwa kemajuan sains juga bermula dari asumsi dan imajinasi. Mereka memproduksi Radio TV dan hape juga berkat adanya asumsi dan imajinasi. :v
Tentu saja kaum sains memiliki keunggulan dibanding kaum agamis. Banyak produk2 teknologi tinggi yang dihasilkan kaum sains. Produk kaum agamis hanyalah dogma, fatwa, tafsir dan dakwah. :v
Ego bertemu dengan ego. Dua kelompok yang sama2 penuh ego, sama2 tidak mau membuka diri, sama2 ngeyelan, sama2 ingin saling menghancurkan. Itu tidak akan ada selesainya sampai akhir jaman. Jadi ya begitulah... kalau ngga gitu ngga rame. Bumi ini harus rame.. makanya manusia wajib memiliki ego yang tinggi. Mau yang cerdas ataupun yang bodoh, tetap harus punya ego yang tinggi. Mau yang sehari2 di lab atau sehari2 ngaji melulu, tetap harus punya ego yang tinggi. Memangnya ego itu hanya haknya salah satu kaum saja? :)
Hukum alam juga seperti itu. Galaksi, supernova, bintang dan planet2 juga perlu saling menghancurkan untuk sampai ke tatanan yang baru. Tatanan sudah baik nantinya juga akan saling menghancurkan lagi untuk mendapatkan tatanan yang baru lagi di periode berikutnya. Begitu seterusnya. Saling menghancurkan dan kemudian saling membentuk. Recycling Evolution.
Suhendi Soek : Jadi inget sama penggalan syair dari Ebiet G Ade, "atau tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita",,,, :D
Ricy Tirto Hadi : Mas Lambang Mahardhika...untuk saint mengenai dunia ghaib....guna guna..santet...penglarisan...kajiannya seperti apa ya???
Lambang Mahardhika : Dunia gaib itu masih dalam kelompok Metaphysics, jadi kajiannya juga dalam lingkup Metaphysics itu. Kajian Metaphysics bukanlah kajian scientific yang menggunakan rumus2 dan scientific methods sampai kepada replicability-nya bagi setiap orang. Dunia Metaphysics tidak replicable bagi semua orang. Kajiannya baru sebatas pencarian evidence, belum sampai pada pencarian jawaban atas pertanyaan 5WH1, What, Why, Where, When, Who & How.
Mencari evidence-nya saja sulit, apalagi mempertanyakan mengapa bisa begitu dan bagaimana bisa begitu, termasuk pembuktian dengan melakukan replicability-nya.
Ricy Tirto Hadi : Kl santet....guna guna..penglarisan atau ilmu ilmu klenik...secara saintnya ada penjelasan mas
Lambang Mahardhika : Sama dengan penjelasan saya di atas. Santet, guna2, klenik dll itu masuk dalam metafisika, tidak ada penjelasan ilmiahnya.
Zhem : Ok. Maksi mas Lambang Mahardhika atas pencrhannya
Lambang Mahardhika : sama2
==== Sumber
0 Response to "Philosophy is the mother off all sciences"
Post a Comment