Puncak Lawu IV

:::: Gunung Lawu ::::
Puncak IV
.
"Hosh...hosh...hosh ..." Nafasku ngos-ngosan dan kepalaku masih berat untuk diangkat, perlahan kesadaranku kembali dan membaik, aku mulai bisa merasakan dinginnya batu yang menjadi alasku berbaring. "Kamu gak apa-apa Pau?" tanya suara lembut yang sama persis dengan suara-suara yang aku rekam selama ini dalam ingatanku. "woy... Aku tanya... Kamu gak apa-apa kan? Bikin khwatir saja, dasar" Clara membentakku walaupun rasa cemas tak bisa disembunyikannya dari wajahnya, kulihat sekelilingku dengan perlahan, lengkap... Syukurlah, aku masih bersama enam pendaki sahabatku ini.
.
"Aku kelelahan doank, kok rek(panggilan akrab untuk sahabat di daerah Jawa timur), semua aman" jawabku... Suasana mencair, aku lihat Sandro mengambil komando tim untuk beristirahat dan melepas lelah, ternyata kami sudah di post 4, bagaimana cara mereka menggotongku sampai post 4 sedangkan jaraknya post ini dengan post 5 terbilang cukup panjang. Entahlah... Aku masih lemah.
.
"nih hot Coco mu, dasar cwo lemah" kata Clara sambil menyodorkan gelasnya. Aku hanya tersenyum kecut saja di cap lemah sama dia, yah rasanya siapa saja boleh mengatakan aku lemah, tapi tidak untuk orang yang paling ingin aku lindungi di dunia ini.
.
"Aku boleh minta sesuatu clar?" Tanyaku padanya. "Kamu butuh obat apa? Nanti aku ambilin di tas Joe, P3K ada di sana semua" jawabnya antusias. Aku menggerakkan jariku memberi isyarat agar dia mendekatkan telinganya sembari berbisik "please ikat rambutmu" jawabku pelan. Aku masih ingat wajah merah yang dia tampakkan di depanku, apakah itu marah atau tersipu malu aku tak peduli.
.
Sejam kemudian kami mulai melanjutkan perjalanan turun, badanku benar-benar sudah fit, dengan membaca doa, kami kembali menyusun formasi. Kali ini aku tak bisa menipu Sandro, dia meminta Joe di depan memimpin sedangkan aku akan diapit ditengah plus dua pendaki perempuan lainnya, aku benar-benar dijaga oleh tim agar tidak menghayal lagi di jalan.
.
"Oke, atas kuasa Tuhan yang Maha Esa kami meminta maaf atas kesalahan kami kepada gunung Lawu dan penunggunya sekiranya kami melakukan kesalahan, dan atas kerendahan hati kami memohon perlindungan Tuhan dan alam ciptaannya untuk turun gunung ini dengan selamat, berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing dimulai" Sandro memimpin doa dengan mantap.
.
"Oke semua mulai jalan lagi, salam lestari," jargon sandro. "SALAM LESATRI" jawab tim yang lain dengan kompak.
.
Perjalanan dimulai, aku tersenyum bahagia, Clara mengikat rambutnya, pipinya yang tembem itu tak dihalangi rambut lagi, aku bisa dengan bebas memandangi wajahnya. "Fokus jalan, ntar jatoh loh ... Liat belakang Mulu, ada apa sih?" tanya Clara padaku tersenyum.
.
Rasanya aku benar-benar sudah pulih dengan pertanyaan itu. Sandro membuyarkan moment itu dalam sekejap mata. Dia berkata dengan tatapan yang mungkin hanya aku yang tau maknanya, "pau, aku percaya awakmu! Fokus bro, dibawah baru kita selesaikan".
.
Perjalanan ini tiba di tangga batu curam di pos III tim memutuskan untuk beristirahat sebentar karena tangga batu ini benar-benar butuh konsentrasi tinggi untuk melewatinya. Kami beristirahat sebentar lalu mulai menyusun rencana turun, siapa menjaga siapa, dan pengaturan persediaan air.
.
"Jaga Clara ya Pau kalian boleh turun berdua sampai pos II, tetap saling komunikasi teman-teman" tutup Joe yang memang mengambil komando dan strategi dari pos III hingga nanti tiba di pintu rimba(pintu masuk).
.
Kali ini aku tak galau atau bimbang sedikitpun, bukan karena keadaannya berbeda tapi karena memang ini bukan tentang diriku saja. Aku harus menjaga orang lain selama perjalanan ini. Beberapa kali dibatu-batu curam, tanganku menggenggam tangan lembutnya, kadang memegang lengannya untuk menjaga agar dia tidak jatuh. Keadaannya lucu karena aku bebas untuk melihat bulir-bulir keringat mengalir diwajahnya yang teduh itu. Aku senang dengan sikap pantang menyerahnya. Ya Tuhan Selamatkan lah Hamba dari godaan ini
.
.
.
Bersambung


Comments:
Gajeel Itoe Mbendel : Asyik
Tak tungguin chapter selanjutnya
Asep Abdul Rohman : Yahh bersambung lg..
Naufal Purnama : Yosh semoga cepet rilis Chapter selanjutnya
Le Haslim Purwadi : Asal wong ndi bro
Ilham Maulana Ramadhan Xfriendnewgeneration : wkwkwk
Petani Muda :
Petani Muda : Matur suwun Kabeh saduluran
Fathur Vj : Mantap... ditunggu kelanjutannya
Asep Abdul Rohman : Malem ini posting puncak V kah?
Petani Muda : Libur bro... Biar kayak one piece hahahaj
Asep Abdul Rohman : Waduuhhh jangann doooong. Horror ituu..
Gajeel Itoe Mbendel : Kapan cahpter selanjutya pak... ?????
Petani Muda : Besok jam 22.00
Asep Abdul Rohman : Skrng aja dong pa tani. "Maksa dikit". 😊

==== Sumber

Related Posts :

  • Puncak Lawu IV:::: Gunung Lawu :::: Puncak IV . "Hosh...hosh...hosh ..." Nafasku ngos-ngosan dan kepalaku masih berat untuk diangkat, perlahan kesadara… Read More...

0 Response to "Puncak Lawu IV"

Post a Comment